Perayaan Tahun Baru Imlek 2019 enggak ada keributan. Di Vihara, Gereja, dan Masjid pun yang mayoritas jamaahnya beretnis Tionghoa semuanya aman. Begitulah semestinya wujud lintas agama dan lintas budaya yang saling menghormati, mendukung, dan membantu.
Mungkin aja Presiden Soeharto dulu maksudnya bukan melarang perayaan Imlek- tapi untuk menjaga supaya Imlek itu jangan dirayakan secara umum/ luas karena secara mental masyarakatnya belum siap alias gampang diprovokasi (trauma G30SPKI?). Keppres yang dulu membatasi perayaan Imlek akhirnya dianggap sebagai dilarang oleh mereka yang merayakan, padahal mereka sembahyang ga dilarang. Ini dijadikan kesempatan bagi sekelompok orang yang paranoid untuk menindas- sampai melarang kesenian Barongsai di tempat umum, dibatasi di lingkungan Vihara aja.
Sekarang klo ada kelompok yang berani membatasi keyakinan umat beragama lain khususnya umat Buddha dalam hal merayakan Imlek harus ditindak tegas. Enggak usah permasalahkan orang mau bilang apa soal Imlekan, buat yang keturunan tionghoa mau ikut-nggak ikut, mau ada pesta-enggak pesta yang penting jangan diganggu. Salut dengan pengurus Vihara Buddha Klenteng Petak 9 di Glodok memberikan layanan buka puasa gratis saat bulan puasa, dan bukan nyiapin makanan takjil doang tapi melayani juga.
Jangan sampai mental masyarakat kita ini terpancing mundur lagi ke era Orde Baru (paranoid dengan budaya/ perayaan agama lain). Kalo kemarin sempat terjadi gesekan antar umat beragama, ya jangan langsung dipandang umat yang melakukan protes sebagai intoleran. Gue paham sebenernya gesekan itu sengaja dimunculkan untuk kepentingan sesaat. Justru disitu sikap empati antar umat ditunjukkan. Klo yang mayoritas menjaga minoritas, terus minoritas menghargai mayoritas, akhirnya membentuk silaturahmi. Kembali ke salah satu tugas Pemerintah untuk menjamin dan menjaga keharmonisan umat beragama.
Contoh akulturasi lintas budaya-agama berbarengan dengan perayaan Imlek tahun ini: peresmian Masjid Babah Alun dibawah jalan tol. Dibangun dengan desain khas tiongkok, katanya sih malah ada orang-orang FPI yang beribadah di masjid bawah tol itu.
Baru sekarang gue tau klo Imlek dalam Buddha berbeda dengan Konghucu, dimana Imlek memperingati hari lahir Konghucu.
No comments:
Post a Comment